Dalam
dunia peperangan, strategi, taktik, atau trik haruslah direncanakan
matang-matang untuk melumpuhkan kubu lawan. Para prajurit tak hanya dituntut
berbadan kekar, berkaki tegap, berjiwa juang, dan bersenjata lengkap. Namun,
taktik yang tepat dapat membawa mereka dalam sebuah kemenangan. Tak jarang
juga, trik yang sudah dianggap tepatterkadang bisa menjadi senjata makan tuan.
Seperti cerita dalam beberapa film ini; The Tournament, Mr. And Mrs. Smith, dan
Prince of Persia.
Sama
halnya dalam dunia perTOEFLan, kita tak hanya dituntut untuk pintar, cerdas,
dan peka. Namun, akal kancilpun harus dicoba juga. Seseorang yang meraih nilai
TOEFL 550 dengan cara ini, pasti akan tersenyum-senyum ketika temannya
memujidengan kata-kata “Elu makannya apa sih, kok pinter banget!”. Dalam hati
pasti tertawa terbahak-bahak dan menjawab, “Ahh biasa aja..!”. TOEFL tak hanya
untuk orang-orang yang pintar, tapi orang dengan IQ di bawah 100 pun juga harus
layak dengan cara yang pintar. Jadi, bagi kawan-kawan yang kurang mahir dalam
Bahasa Inggris, jangan berkecil hati! Orang pintar pasti akan kalah dengan
orang beruntung, maka jadilah beruntung dengan cara lain yang tidak sempat
dipakai oleh orang-orang pintar. (Talking to the mirror :D )
TOEFL
memang dianggap sebagai momok yang mengerikan dan menakutkan bagi para TOEFL
breakers. Anggapan itu juga saya rasakan sebelum saya mencoba beberapa strategi
khusus untuk sedikit menaklukkannya (Karna saya sadar saya bukan orang yang
pintar). Hal ini sesuai apa yang sudah saya alami selama beberapa kali
mengikuti test TOEFL, mulai dari test tanpa trik, trik yang salah kaprah, trik
yang kurang tepat, trik yang sedikit lebih tepat, atau bahkan trik yang salah
tapi membawa berkah.
Dalam
kurun waktu empat tahun ini, terdapat 5 kali test TOEFL ITP yang sudah saya
jalani. Hanya terdapat dua institusi test TOEFL jenis ITP yang resmi di
Lampung, yaitu Universitas Lampung dan Universitas Malahayati, tetapi saya
memilih Unila ketika mengambil test. Detail pelaksanaan dan hasilnya, antara
lain;
No.
|
Times
Taken
|
Total
Score
|
Detailed
Score
|
1.
|
Sept 16, 2012
|
483
|
Listening : 47
Writing : 50
Reading : 48
|
2.
|
March 29, 2014
|
503
|
Listening : 49
Writing : 51
Reading : 51
|
3.
|
June 14, 2014
|
470
|
Listening : 47
Writing : 47
Reading : 47
|
4.
|
March 07, 2015
|
500
|
Listening : 49
Writing : 53
Reading : 48
|
5.
|
April 04, 2015
|
510
|
Listening : 45
Writing : 54
Reading : 54
|
Seandainya saja saya pembaca seperti anda,dan bukan penulis
artikel ini, saya pasti akan tercengang melihat tabel di atas. Bukan karna
hasil skornya, tapi sepertinya ada rasa sakit hati yang dalam di tengah urutan
skor dari tahun ke tahun. Yapp... memang betul dugaan itu! Seperti yang saya
alami, ada rasa syukur, senang, kesal, sebel, kecewa, kurang puas, dan sakit
hati di balik urutan angka-angka itu. Walaupun memang itu hasil saya sendiri.
Jadi, bukan salah soalnya yang susah banget, atau waktu testnya yang kurang
lama, atau listening recordnya yang kurang jelas, tapi intinya saya sakit hati
banget sama diri saya sendiri. (Saya mah gitu orangnya)
Lebih jauh lagi, saya akan bagikan pengalaman dan beberapa
trik selama mengikuti kelima test TOEFL tersebut, dan ini sangat recommended bagi TOEFL breaker pemula.
Here we go...
1.
The First Test
Untuk seumuran mahasiswi semester 4,
TOEFL mungkin masih baru di telinga mereka. Sama seperti saya waktu itu, dengan
kemampuan seadanya, modal yang senekad-nekadnya, dan keberanian yang
sekucur-kucurnya, saya putuskan untuk mencoba test TOEFL tanpa trik apapun.
Anggapan yang masih polos, bahwa saya harus belajar keras untuk meraih nilai
minimal 450 (versi saya) di kala itu. Buku Barron 560 halamanpun saya
bolak-balik setiap pagi, siang, sore, dan malam hari. Saya akui, saya polos
sekali saat itu... (-_-). Pada tiba saat test, deg-degan pasti ada, lembar
jawaban yang masih asing bagi saya, waktu banyak saya habiskan untuk sekedar
mengisi identitas, saya akui saya sungguh polos sekali. Sepekan sudah, hasilpun
keluar dan nilai saya 483. Lagi-lagi saya polos, saya tidak tahu harus senang
atau sedih, sayapun tidak tahu nilai maksimal TOEFL itu berapa, saya juga tidak
tahu nilai 483 itu terkategori bagus atau kurang bagus. Saya memang polos.
Conclusion : The first test was without trick and impression (Nothing to
lose).
2.
The Second Test
Setelah
sadar dari kepolosan saya, beberapa tahun kemudian saya tertarik kembali
mengikuti test kedua. Kali ini dengan keadaan dan suasana berbeda. Saya tidak
lagi belajar mati-matian sebelum test, saya juga tidak lagi menghafal
rumus-rumus tenses, apalagi sekedar memasang headset setiap sebelum tidur. Kali
ini, saya lebih rilex. Pola belajar saya ubah sesuai kebutuhan. 1 atau 2 jam
setelah subuh adalah waktu belajar saya ketika itu. Entah kenapa, malam sebelum
test, saya tertidur pulas dan tak ingin belajar apapun (tidak seperti
biasanya). Keesokan harinya, saya test dengan otak yang fresh walaupun belum
sarapan. Saya sedikit deg-degan dengan hasilnya setelah lama tidak mengikuti
test. Hasil yang mencengangkan, 503. Awalnya, saya berfikiran mustahil meraih
skor 500. Karna kemampuan saya tidak terlalu Wahh. Saya baru sadar, belajar terus-menerus itu bukan solusi.Dan,
relaksasi otak seharusnya dijadikan sebagai trik khusus sebelum test.
Conclusion : The second testapplied trickyrelaxation
for brain.
3.
The Third Test
Saking
semangatnya, saya berniat mengikuti test lagi 1 bulan setelahnya. Namun, dua
minggu sebelum mengikuti test, saya mendapat beberapa lembar latihan TOEFL yang
mirip sekali dengan TOEFL yang saya ambil. Semangat sayapun bertambah, tanpa
menghiraukan relaksasi otak, saya selalu berlatih TOEFL yang diberi oleh teman
saya itu. Hingga tiba malam sebelum test, saya tetap membolak-balik soal-soal
latihan itu. Keesokan harinya, saya test dengan anggapan otak yang matang oleh
latihan-latihan semalam. Setelah hasilnya keluar, benar-benar sangat mengecewakan.
Andai bisa dideskripsikan, sakit hati itu ketika nilai 503 drastis turun
menjadi 470. Buruk sekali, sungguh buruk sekali. Saya sangat menyesal dengan
cara yang sudah saya ambil sebelumnya.
Conclusion : The third test was
without trick and relaxation. (So saddening)
4.
The Fourth Test
Test keempat
ini, saya berniat untuk mencoba beberapa trik berdasarkan saran dari seorang
dosen. Test berbentuk mutiple choice ini
bisa saja direkayasa dengan cara yang tricky.
TOEFL terdiri dari 3 bagian, yaitu; Listening Comprehension, Structure and
Written Expression, and Reading Comprehension. Masing-masing bagian terdiri
dari 50 soal, 40 soal, dan 50 soal. Semua bagian soal terdiri dari pilihan A,
B, C, dan D. Dari setiap bagian soal harus ditetapkan satu pilihan berbeda,
apakah A, B, C, atau D. Bingung ya... Gini nih contohnya: Kita bisa saja
menembak setiap jawaban ketika kita dalam keadaan blank (Ingat : hanya dalam
keadaan blank saja). Jika kita sudah menentukan jawaban A untuk Listening, maka
jawaban B untuk Structure, dan C atau D untuk Reading (tidak boleh sama antara
setiap bagian).
Kebetulan,
saking fokusnya mengerjakan soal, saya tidak bisa memanagewaktu. Sehingga waktu sudah habis, jawabanpun masih ada yang
kosong. Saya langsung mencoba mengaplikasikan trik tersebut. Jawaban Listening
yang masih kosong saya tembak A semua, dan Reading D semua (dengan terlebih
dahulu mengisi soal-soal vocab), untungnya Structure sudah terisi penuh. Dalam
keadaan seperti inipun, trik ini sangat membantu. Hasilnya standar 500, tapi
saya tetap bersyukur dibandingkan test sebelumnya.
Conclusion : The third test was
amazing with the tricky way.
5.
The Fifth Test
Test
yang belum lama saya ambil ini merupakan bentuk penasaran saya dari test
sebelumnya. Dengan belajar dari kesalahan dan bereksperimen menciptakan trik
sendiri dan mengkombinasikan dengan beberapa orang ahli, saya beranikan diri
mengambil test sebulan setelahnya. Di test-test sebelumnya, saya selalu lemah
di bagian Listening. Hal ini terlihat dari perolehan skor Listening dari setiap
test yang saya ambil. Saya berinisiatif melakukan Drill pada kemampuan Listening saya, sekaligus mencari akal agar
skor Listening saya meningkat. Mengarsir terlalu lama ternyata kesalahan yang
saya buat saat Listening. Waktu yang terbuang banyak tersebut membuat saya
tidak fokus dengan percakapan yang didengarkan. Alhasil, saya kepikiran dengan
trik yang satu ini.
-
Dalam
direction part A pada Listening terdapat waktu luang sekitar 3 menit (waktu
tersebut diisi oleh director). Waktu tersebut saya gunakan untuk mengisi 10
soal pada bagian Structure. Setelah director selesai memberi petunjuk, saya
pastikan fokus pada soal dan menjawab tanpa mengarsir (hanya ditandai).
-
Sedangkan
pada direction part B terdapat waktu luang sekitar 50 detik. Waktu tersebut
saya gunakan untuk mengarsir jawaban-jawaban pada part A. Kemudian saya fokus
kembali menandai jawaban part B tanpa mengarsirnya (sama seperti part A).
-
Lalu,
pada direction part C terdapat waktu luang sekitar 3 menit. Saya gunakan untuk
mengarsir jawaban-jawaban part B. Karena waktunya masih sisa, saya lanjutkan
kembali mengerjakan soal pada bagian Structure.
-
Setelah
direction part C usai, saya mengisi dan mengarsir jawaban-jawaban pada part C.
Anggapan saya dengan trik seperti
itu, pemahaman dan skor Listening saya akan meningkat. Namun, sungguh
mengejutkan setelah saya melihat hasilnya. Trik yang saya khususkan untuk
Listening, malah menguntungkan bagi Structure dan Reading. Dan, ternyata
eksperimen saya gagal tapi nilai saya meningkat walaupun tidak pada Listening.
510 sungguh pencapaian tertinggi bagi saya. Trik salah yang membawa berkah.
Hahaha...
Conclusion : The fifth test was failed rocking experiment.
Dari cerita pengalaman kelima
test di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Beberapa trik dapat menunjang kelangsungan dan keberhasilan TOEFL anda.
Baik trik sebelum test maupun selama test.
2. Terlalu sering mengikuti test akan membuat kita terbiasa dan akan menjadi
bisa.
3. Test dengan trik akan lebih membuat anda penasaran mencoba test lagi jika
nilai anda masih kecil.
4. Untuk mencapai nilai AMAZING butuh proses, maka anda harus menikmati
proses itu dengan rasa penasaran bukan terbebani.
Jika anda merasa
mempunyai kelemahan dan kesalahan seperti saya, cobalah memodifikasi beberapa
trik di atas dengan trik anda sendiri (karna saya sadar trik saya kurang jitu).
Saya tidak bermaksud menggurui, namun hanya ingin sekali berbagi pengalaman
yang siapa tahu bermanfaat. Jika tidak bermanfaat, anda boleh tidak menghiraukan
tulisan ini (Hee... Just Kidding). Terimakasih sudah mampir ke blog saya... ^_^
konklusinya adalah.pantang menyerah sebelum menakukkan impian....Sukses terus ya Mba ?.....
BalasHapusamiin. Makasi... semoga saja impiannya cepat tertaklukkan :)
HapusSep sister, bisa di coba ini... hehehe :D
BalasHapusCome on rian, kapan lagi mau bisa kalo gag dicoba.. hehe
Hapusoke sip... secepatnya bakal dicoba... ngumpulin ilmu sam mental dulu.. hehehe
Hapus