Selamat Datang bagi Anda yang Percaya pada Perjuangan

Rabu, 21 Juni 2017

ALL ABOUT HUMAIRA DAN BEASISWA UNGGULAN



Rasanya sangat bersalah sekali jika saya tidak menulis artikel ini dan membagikannya pada pejuang-pejuang beasiswa yang pernah senasib dengan saya atau pembaca blog saya yang dari dulu bosan dengan kegagalan saya.
Sebenarnya tangan saya sudah terasa kaku untuk menulis setelah berbulan-bulan tidak mempunyai nafsu untuk berkata-kata tentang PERJUANGAN di blog ini, sejak saya memutuskan menikah dan berhenti mengejar sesuatu yang pernah menggelapkan mata saya, yaitu BEASISWA.

Namun, sekarang beda ceritanya.

Tak usah ditanya lagi, sudah berapa kali saya gagal mendapatkan beasiswa? Dan sudah berapa kali saya mengikuti test TOEFL ITP untuk bisa mencapai nilai di atas 500? Semuanya sudah tertulis lengkap di blog saya.

Saya kira semuanya itu akan sia-sia dan percuma. Semenjak menikah, semua persyaratan beasiswa yang pernah saya ikuti itu saya masukkan ke map, saya tutup rapat-rapat, dan tak ingin menyentuhnya lagi.  

Walaupun begitu, saya tetap memutuskan melanjutkan pendidikan saya ke jenjang S2 meskipun tanpa beasiswa. Saya sedikit melupakan perihnya mengejar beasiswa dan mulai menikmati pernikahan saya yang masih sangat muda. Bertambah lupa lagi setelah saya merasakan ada sesuatu di perut saya, janin. 

Mengurus suami, berangkat dan pulang kuliah, mengerjakan tugas, dan menyelesaikan pekerjaan rumah. Hidup saya begitu-begitu saja tanpa pernah kepo dengan dunia beasiswa lagi. Apalagi hormon ibu hamil muda mulai menyerang saya saat itu. Mual, ngantuk, dan malas.

Motivasi saya tiba-tiba berubah setelah melewati satu semester perkuliahan. Kala itu, salah seorang teman mengirim brosur Beasiswa Unggulan di grup Whatsapp kami. Seperti masih trauma, saya hanya melihat persyaratannya saja lalu menutupnya kembali. Namun, melihat suami yang harus menanggung biaya kuliah saya, membuat saya terpaksa membuka kembali map beasiswa yang telah tertutup rapat di lemari saya.  
Dengan perut yang mulai membesar, saya mondar-mandir ruang Kaprodi untuk mengurus segala macam persyaratan administrasi yang tertulis di brosur Beasiswa Unggulan. Beasiswa yang mengcover biaya semester, biaya hidup, dan biaya buku itu menawarkan 3 macam jalur beasiswa. Beasiswa Masyarakat Berprestasi, Beasiswa Pegawai Kemendikbud, dan Beasiswa Mahasiswa Asing.   

Dan yang paling memungkinkan bagi saya adalah Beasiswa Masyarakat Berprestasi On-going. Kenapa On-going? Karna saya sudah menjalani perkuliahan satu semester di Kampus saya. Apakah harus berprestasi untuk mendaftar Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi? Iya, tapi tidak harus juara Olimpiade nasional atau Internasional. Seperti apa yang sudah saya lampirkan di seleksi administrasi kemarin, saya hanya upload sertifikat beberapa konferensi yang pernah saya ikuti, sertifikat penghargaan sebagai panitia seminar atau workshop, dan sertifikat pengalaman mengajar. Gak harus WOW kan?

Lalu, Bolehkah mahasiswa baru yang belum mulai belajar mendaftar Beasiswa Unggulan? Boleh, sangat boleh. Asalkan melampirkan LoA (Letter of Acceptance) atau Surat Penerimaan Mahasiswa Baru yang dikeluarkan oleh Universitas terkait. Bagi mahasiswa On-going seperti saya, LoA dapat digantikan dengan Surat Keterangan Kuliah yang menyatakan bahwa pelamar adalah benar mahasiswa di Universitas tersebut. Dimana bisa mendapatkan surat tersebut? Biasanya di bagian Tata Usaha masing-masing jurusan.
Tentunya, persyaratannya tidak hanya itu dan tidak sesimple itu. The more you get, the harder you fight. Jadi, anda harus fighting dengan syarat-syarat berikut :
  1. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
  2. Kartu Tanda Mahasiswa (khusus On-Going
  3. LoA Unconditional (Untuk On-Going ganti dengan surat tanda aktif kuliah)
  4. Kartu Hasil Studi (KHS) terakhir (Khusus On-Going
  5. ljazah dan transkrip nilai terakhir
  6. Sertifikat TOEFL/IELTS (TOEFL/IELTS untuk S1 tidak diwajibkan)
  7. Proposal rencana studi (rencana perkuliahan dan sks per-semester yang akan ditempuh hingga selesai studi, topik apa yang akan ditulis dalam skripsi/tesis/disertasi, deskripsikan aktivitas di luar perkuliahan yang akan dilakukan selama studi dan bagaimana implementasi hasil studi di masyarakat)
  8. Surat rekomendasi dari civitas akademik atau institusi terkait
  9. Surat pernyataan tidak sedang menerima beasiswa sejenis dari sumber lain
  10. Sertifikat prestasi Nasional atau lnternasional
  11. Esai menggunakan Bahasa Indonesia dengan judul: "Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia" ditulis sebanyak 3-5 halaman pada kertas A4 dengan format huruf Times New Roman ukuran huruf 12 dengan spasi 1.5 line
Coba dibaca dulu satu-satu gan, terus pantengin kira-kira mana yang masih asing atau gak ada di persyaratan beasiswa lain. Pasti yang saya merahin kan? Dont be worried! Everything needs trick. Para pemburu beasiswa pasti sudah membaca banyak referensi tentang bagaimana trik menaklukkannya. If dunno, just PM to me...! :D

Well, proses administrasi sudah terlewati dan tinggal menunggu pengumuman selanjutnya untuk mengikuti tes wawancara. Saya sih easy going saja waktu itu. Lolos ya alhamdulillah, gak lolos ya syudah. Toh saya sudah biasa gagal. Iya tho?

Eeh, tiba-tiba ada notifikasi di akun BU saya, “Dinyatakan lulus seleksi administrasi”. Saya masih biasa saja, belum terlalu senang. Karna masih ada tahap wawancara yang gak tau saya bakalan lolos lagi atau tidak. Bukan pesimis, tapi lebih ke nyiapin mental kalo-kalo gagal lagi. eehh.. :D

Walaupun biasa saja, saya sedikit gupek. Karna tes wawancara diadakan 2 hari setelah pengumuman seleksi administrasi. Mendadak sekali kan? Padahal normalnya, beasiswa lain memberi waktu sekitar seminggu untuk menyiapkan diri ke tahap wawancara. Sedangkan, saya harus wawancara di Jakarta. Belum nyiapin ini itu kan? Dan saya sedang hamil besar loh. Sungguhh tega...

Dengan ditemani suami tercinta, saya cuus terbang ke Jakarta. Sempet dilarang  sama petugas kesehatan di bandara, karna kehamilan saya sudah 32 minggu dan tensi saya tinggi saat itu. Tapi saya pastikan kalo saya baik-baik saja. “Oke, ini terbang yang terakhir ya mba..” begitu kata bapak-bapak di ruang medical

Saya betul-betul tidak menyiapkan kata-kata untuk menjawab pertanyaan pada saat wawancara. Hanya saja, saya ingat betul apa yang saya tulis di essay yang saya buat. Dan it works well. Apa yang saya ceritakan di essay saya, ya itulah yang ditanyakan oleh interviewer saat itu. Intinya, Who are you? What are you doing? Dan Why are you here? Ceritakan siapa diri anda, apa kontribusi dan prestasi anda selama ini, dan kenapa anda layak mendapatkan Beasiswa Unggulan. Just simple questions, but hati-hati gerak-gerik anda sangat diperhatikan karna rata-rata pewawancaranya adalah dosen Psikologi. Anda bohong, kelar hidup anda! :D

Proses wawancaranya sebentar, hanya sekitar 15 menit. Tapi ngantrinya itu loh gan, bisa sampek seharian. Sayapun langsung pulang setelah wawancara selesai. Dan menunggu hasilnya sekitar hampir satu bulan. Saya cukup was-was. Bukan dengan hasil wawancaranya, tapi jika saya lolos tahap wawancara, artinya saya harus tanda tangan kontrak ke Jakarta dan tidak boleh diwakilkan. Lalu bagaimana jika jadwal wawancaranya bersamaan dengan saya melahirkan?

Dan benar saja, setelah pengumuman keluar, saya lolos dan harus tanda tangan kontrak sebagai akad pencairan dana beasiswa. Tanda tangan kontrak yang dijadwalkan tanggal 24 Mei 2017 itu bertepatan dengan kehamilan saya ke 36 minggu. Sedangkan, HPL dari dokterpun jatuh pada 2 Juni 2017. Impossible kan? Naik pesawat udah gak mungkin lagi, naik bis apalagi.

Saya langsung konsultasi via telepon ke pihak BU sehari setelah menerima email notifikasi kelulusan. Hanya 2 jawaban dari pihak BU yang saya prediksi, diwakilkan suami atau beasiswanya hangus. Saya sedikit deg-degan. Bismillah, saya mulai mengetik nomor kantor Beasiswa Unggulan. Dan seorang pria baik hati menjawab dan memberikan solusi yang sangat fair bagi saya. Pihak BU akan segera mengirimkan kontrak beasiswa via email. Dan saya cukup cetak, tanda tangan, lalu mengembalikannya via pos. Setelah beberapa minggu tiba-tiba ada petugas yang mengkonfirmasi bahwa ada kesalahan pada berkas yang saya kirim. Dan saya tidak menyadarinya. Beliaupun meminta saya untuk mengirim ulang berkasnya via pos. Anggapan saya bahwa Beasiswa Unggulan itu ribet dan kaku, ternyata salah. 

Dan siapa yang menyangka, pada 19 Mei 2017 tepat 4 hari sebelum jadwal tanda tangan kontrak, saya melahirkan seorang putri cantik bernama Humaira Ainun Mardhiah. Sungguh, Allah sebaik-baik pengatur urusan dan rizky hambaNya.

Jumat, 10 Juni 2016

Contoh Essay Test Writing Pasca Sarjana UNILA

Dear applicants,

UNILA akhir-akhir ini menjadi buruan para pelamar Pasca Sarjana di Lampung, khususnya program studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris. Pasalnya, setelah dibuka 2 tahun yang lalu, program studi ini semakin diminati oleh fresh graduate ataupun old graduate yang masih haus akan ilmu. Dan benar saja, di gelombang 2 dari 47 pelamar, hanya 13 yang shortlisted.

Saya menjadi salah satu pendaftar Magister Pend. Bahasa Inggris yang Alhamdulillah lolos pada tes pertama di gelombang II TP. 2016/2017. Apa aja sih yang diujikan?

Layaknya test Pasca Sarjana di universitas-universitas lain, PS UNILA juga menguji kemampuan TPA dan Wawancara. Namun, khusus program studi Magister Pend. Bahasa Inggris, terdapat tambahan test yaitu Writing. Whaattt...?? Ohh Gosh.... Yang jarang nulis, yang gak biasa nulis, pasti shocked dengan test tambahan ini. Awas loo, denger-denger Writing ini persentase nya paling besar dibanding TPA dan wawancara. Jadi, kalau writingnya ancur, ya habis deh riwayatnya... xixixi (Just Kidding)

Pengen tau kayak apa test writing itu? Here we go...

Para applicants akan diberi beberapa lembar kertas, lembar pertama : berisi nama dan nomor peserta, lembar kedua : berisi petunjuk dan pertanyaan, lembar ketiga : berisi outline, lembar keempat dan seterusnya : berisi essay yang akan kita tulis.

Apa itu outline? Ehhmmm... okay, outline itu adalah istilah dari kerangka. Lalu bagaimana dengan kita yang sukanya langsung nulis-nulis aja tanpa di konsep dulu? Be calm....!! lembar outline itu tidak termasuk ke dalam penilaian (Katanya). Saya juga asal coret-coret aja kok.. hahah

Sedangkan untuk menulis essay, kita diwajibkan menjawab dengan memilih salah satu dari 4 atau 5 pertanyaan pada lembar kedua. Alhamdulillah, masih untung kan gak suruh nulis semuanya...! :D

Lalu bagaimana Assessmentnya? Waktu itu sih, saya pernah diceritain sama salah satu dosen penguji tentang sistem penilaian writing. Agar tidak subjektif, penilai akan melepas lembar pertama (yang berisi nama dan no peserta) dan langsung menilai lembar keempat dengan kriteria penilaian : Organization, Development, dan Tenses (Kalau tidak salah, agak-agak lupa! hehe). Semoga aja bener gitu, jadi bisa fair...!!

Well, saat itu dari 5 pertanyaan, saya memilih no 3 (yang paling gampang) dengan pertanyaan : "If you could change one event in the past, What would you change?". Kenapa saya pilih pertanyaan itu? Karena pertanyaan itu sedang sesuai dengan suasana hati saya. Ceilaahhh....

You know, saya harus berpikir keras dan menulisnya selama 45 menit ( 10 menit untuk mengisi outline, dan 35 menit menulis essay).

Para applicants, saya sempet nulis kembali essay saya looh... Mau tau, mau tau? Jangan diketawain tapi yah. Di essay saya ini, saya lengkapi dengan penjelasan tiap paragrafnya. Semoga bermanfaat! :)




Eka Pra Setiyawati, Test Essay Writing Pasca Sarjana UNILA.
Question 3 : If you could change one event in the past, what would you change? Give reason and example.

A.         (1) Everyone surely has a target of life. She/he will do everything to attain what she/he is dreaming for better future. (2) It is likely happened on me as a passionate girl. I targetted to pursue overseas scholarship after completing bachelor degree 2 years ago. It was forcedly done because my father could not fund me after his money of 125.000.000 million and a motorcycle had been robbed by the bandits in my living area. (3) However, there was a moment that I trully regretted to do during reaching my big dream ; studying overseas country.

B.         (4) Hunting overseas scholarship was becoming my most prominent passion in that time. (5) Although country scholarship was also being offered, the overseas one has made me mad and curious. There were some overseas scholarships that I had applied for. They were Fulbright Master Degree, New Zealand ASEAN Scholarship, LPDP, and Australia Awards Scholarship. I considered that I would positively get one of them in close time. In fact, my applications were failed for 6 times of try in 2 years long. I could not do anything after knowing my continued failure of winning the scholarship. My ambition blinded me, so that I got nothing even just studying Master degree at country. (6) Perhaps, my destiny said different. 

C.         (7) Regret is always coming later. (8) If I could throw back the event in the past, I would not only apply for overseas scholarship but also country scholarship that more eligible for me. It was trully answered when I forcedly refused a country scholarship for my marriage. The regret more haunted me as I grow older and get married without studying Master degree. (9) Yet, life must go on.
      
D.         (10) Although I could not pass overseas scholarship for many times and had to reject country scholarship for particular reason, I intend to keep enrolling Master degree at Lampung University. (11) All in all, I stand every single step on these wise words “A true dreamer won’t let her dream just be a dream”.



PENJELASAN OUTLINE  :
A.   Introductory
(1).       : Dinamakan HOOK atau pancingan, biasanya diawali dengan kalimat yang menggambarkan keadaan umum atau bisa juga dengan pertanyaan agar memancing perhatian pembaca.
(2).       : Dinamakan GENERAL STATEMENT, berisi kalimat yang menunjukkan kesamaan keadaan umum di HOOK dengan keadaan kita sendiri.
(3).       : Dinamakan THESIS, merucut ke pokok tulisan yang akan kita ceritakan tentang “changing one event in the past”.

B.   Body Paragraph 1
(4)        : Dinamakan TOPIC SENTENCE, berisi kalimat pokok yang akan dijelaskan di paragraf 2 sesuai dengan THESIS.
(5)         : Dinamakan SUPPORTING SENTENCE, berisi kalimat pendukung dari TOPIC SENTENCE.
(6)        : Dinamakan CONCLUDING SENTENCE, berisi kalimat penutup dari paragraf 2. Dapat berupa kata bijak atau kalimat yang menunjukkan kesimpulan dari penjelasan di SUPPORTING SENTENCE.

C.   Body Paragraph 2
(7)        : Dinamakan TOPIC SENTENCE, berisi kalimat pokok yang akan dijelaskan di paragraf 3 sesuai dengan THESIS.
(8)         : Dinamakan SUPPORTING SENTENCE, berisi kalimat pendukung dari TOPIC SENTENCE.
(9)        : Dinamakan CONCLUDING SENTENCE, berisi kalimat penutup dari paragraf 3. Dapat berupa kata bijak atau kalimat yang menunjukkan kesimpulan dari penjelasan di SUPPORTING SENTENCE.

D.   Conclusion
(10)             : Dinamakan SUMMARY, berisi ulasan kembali dari Body paragraph 1 dan 2 secara singkat.
(11)        : Dinamakan CONCLUSION, berisi kalimat simpulan dari Body paragraph 1 dan 2. Biasanya diawali dengan kata : All in all, in conclusion, in short, shortly, I conclude that..., etc.



 






Kamis, 10 Desember 2015

AIR MATA HARU PENGGANTI GAGALNYA BEASISWA



Sudah lebih dari 2 bulan, tak ada cerita apapun yang terposting di blog saya. “Males” mungkin salah satu alasannya, namun itu bukan alasan mutlak. Sayapun menghiraukan paksaan murid saya untuk kembali menulis cerita (Miss tau, kalian cuma mau baca novel gratis kan... :p). Mungkin mereka menganggap semua cerita yang ada di blog saya adalah khayalan belaka. Sehingga, kapanpun saya bisa merangkai alur ceritanya, membeberkan betapa kejam tokoh antagonisnya, menjelaskan bagaimana tokoh protagonissaat membantu saya, dan membuat pembaca terharu dengan ending yang bikin merinding. Anggapan itu salah.Padahal, cerita-cerita yang mereka baca itu dirangkai oleh Sang sutradara handal dan profesional, Dia yang menetapkan tokoh-tokohnya, Dia yang membuat klimaksnya, dan Dia yang menentukan endingnya menjadi luar biasa dan tak terduga. Saya hanya mengalaminya dan menuliskannya.

Setelah 2 bulan vakum dari dunia BLOGGER, saya berencana untuk membuat cerita surprisebagi mereka yang menanti pengumuman beasiswa saya di pertengahan November. Banyak dari teman-teman saya yang sengaja bertanya kapan pengumumannya, ada yang salah persepsi saat saya update PM tentang beasiswa, dan ada juga yang mengira saya sudah di Aussie. Saya sempat tak bisa menjawab pertanyaan mereka saat angka di bulan November sudah mulai habis. Namun, saya meyakini “peserta yang tidak lolos mungkin menerima email lebih dulu. Sedangkan jika sampai saat ini saya belum juga menerima email, semestinya saya lolos.” Anggapan itu seakan menjadi harga mati yang selalu lengket di otak saya. Hari-hari saya lalui dengan hal-hal positif dan khayalan panjang saat di Aussie nantinya. Pasalnya, beasiswa AAS (Australian Awards Scholarship) adalah harapan terakhir saya setelah ditolaknya aplikasi Fulbright dan NZAS sebelumnya.

November sudah berlalu. Seakan saya hafal sekali dengan pergantian tanggal akhir-akhir itu. Tiba saatnya 1 Desember, tanggal pembuka di penutup tahun 2015 yang saya nantikan keistimewaannya. Namun, hari yang akan saya sebut istimewa justru menjadi “Black Day”. Cerita surprise yang saya rencanakan untuk ditulis di blog ini SIRNA. Saya semakin enggan membuka blog untuk berbagi cerita kegagalan saya yang ke sekian kalinya. Pembaca blog saya pasti tak tertarik lagi dengan cerita yang selalu bikin “mewek”. Alhasil, saya hanya melampiaskan kesedihan itu melalui paragraf pendek di Facebook saya.

        Diary of A Scholarship Hunter
3 tahun sudah, dengan 5 kali aplikasi, saya berjibaku dengan sengitnya dunia Beasiswa. Sengit namun membuat saya sangat penasaran akan hal di dalamnya, Toefl, form aplikasi, karya tulis, calon supervisor, jurusan, universitas, dll.
Hari ini, December 1, 2015, Saya menerima pengumuman beasiswa terakhir dari 3 aplikasi beasiswa berbeda yang saya ajukan bersamaan tahun ini. Australia Awards Scholarship, beasiswa yang saya damba2kan di antara beasiswa yang lain. Silahkan googling, kenapa beasiswa tersebut menjadi idola.
Lalu, apa hasilnya? Saya optimis, aplikasi saya pasti masuk shortlisted dengan pertimbangan saya sudah meraih beberapa hal yng menurut saya cukup membanggakan sebelumnya.
Optimisme saya itu membuat saya membayangkan hal2 positif. Saya mulai memikirkan 'test Ielts' dan 'interview'. Hari2 sebelumnya, saya mulai berlatih Listening Ielts. Saya sedikit puas. Di drill pertama, saya meraih 23 jawaban benar dari 40 soal. Namun itu belum seberapa jika ingin mendapatkan skor 5,5. Pagi hari tadi sebelum berangkat sekolah, tiba2 saya ingin membuka map merah berisi print out aplikasi AAS saya. Saya hanya ingin memastikan, alamat mailing yang sudah saya masukkan benar, agar undangan test Ielts dan Interview untuk saya segera saya terima. Siang tadi, saya baru saja selesai mengunduh video trik Ielts di Youtube dengan wifi gratis di sekolah tempat saya mengajar. Saya sangat bersemangat mempelajarinya sepulang sekolah. Belum sempat saya membuka hasil unduhan tadi, tiba2 handphone saya berbunyi. Email dari Australia Awards Sholarship. Apa isinya?
Izinkan saya meneteskan air mata, walaupun hati saya tetap kuat. Tak ada prasangka buruk sama sekali terhadapNya. Semua ini sudah diatur olehNya. Lalu, akankah saya menyerah setelah kegagalan kelima ini? Jawabannya 'Tidak!'
Saya ingin dan harus berjuang lagi. Menyelamatkan mimpi yang belum kunjung tergapai. Mungkin saja usaha saya belum cukup genap jika harus ditukarkan dengan mimpi besar saya "Studying overseas country". :) :) :)

Penantian saya, orangtua, dan teman-teman sudah terjawab. Mereka mencoba menenangkan saya dengan berkomentar di status saya, mengirim chat di bbm, dan menyampaikannya secara langsung. Sebelumnya sayapun sudah siapkan mental jika tidak lolos, namun saya tak bisa menyembunyikan air mata. Kesedihan itu saya luapkan dalam do’a sehabis sholat dhuhur:

“Allah, apa permintaanku ini terlalu mustahil untukku? Apa permintaanku ini tak sesuai dengan kemampuanku?Apa aku tak boleh merasakan pendidikan yang lebih tinggi seperti teman-temanku? Atau kurang keraskah usahaku? Kau maha melihat seperti apa perjuanganku. Ini semua tak mungkin terjadi jika bukan kehendakMu.Maafkan aku, tak ada sedikitpun niat menyesali ketentuanMu. Yakinku tak akan hilang padaMu. Allah, bolehkah aku jujur? Aku sudah lelah... Bolehkah aku berhenti berjuang? Tapi bagaimana dengan impianku? Apakah Kau masih ingin melihatku memperjuangkannya lagi? Kejutan apalagi yang akan Kau berikan untukku setelah ini?”

Tak terasa sajadah yang saya sujudi itu basah. Namun, saya tak mau berlarut-larut dalam kepedihan. Esok harinya, saya mencari kembali informasi beasiswa di internet. Saya mulai mempelajari dan memahami karakteristiknya. Saya unduh semua informasi terkait dengannya. Lalu saya ganti kertas-kertas latihan IELTS di meja belajar saya dengan soal-soal latihan TOEFL ITP. Saya berlatih kembali untuk meraih nilai yang lebih tinggi dari test sebelumnya.Saya memaksakan diri untuk tetap semangat, namun air mata sayapun terpaksa jatuh juga saat mengingatnya kembali. Hari-hari saya cukup kelabu.

Namun, seperti nasehat teman-teman saya sebelumnya “Allah pasti siapkan kado terindah buat kamu Eka, sabar ya!” Mashaallah, hal itu benar adanya, Allah tak berlama-lama mengusap air mata saya dengan kejutanNya yang tak pernah saya sangka. 7 hari setelah menerima pengumuman beasiswa, tiba-tiba Ibu saya menerima telpon dari seseorang. Ibu saya histeris dan mengadukannya pada saya. Sayapun bertanya-tanya, benarkah? Lalu, saya memastikan kabar itu kepada seseorang yang pernah saya minta Contact Personnya. Begini isi pesannya :

 

Bagaimana bisa? 15 jutaa? Yang beneer? Darimana uang segitu banyak? Mungkin itu yang ada di benak anda. Coba kita flashback ke tulisan yang pernah saya posting 3 bulan yang lalu. Masih ingatkah anda dengan cerita “JALAN PANJANG MENUJU CLARK, FILIPINA PART I & II”...??? Mungkin saya perlu mengutipnya kembali di sini.

Sigap dan optimis, saya percepat langkah ke bagian keuangan yang tidak jauh dari DP2KD. “Mbak, saya mau ngecek proposal saya dari sekolah blah blah blah dan masuk tanggal blah blah blah, apakah SK nya sudah keluar?”. Petugas yang sedang santai dengan santainya juga membuka laptopnya dan mencari data-data proposal yang ada. Sambil menunggu beliau, dengan tegangnya saya berdoa dalam hati “Ya Allah pliis, pliis, pliis!!”. Lalu, terdengar jawaban “Proposalnya masuk ke perubahan lo mbak, SK nya belum keluar, kalo bisa cair ya mungkin Oktober”. Saya lemaas... jadi gak bisa cair secepatnya ya mbak?, Beliau menjawab, sekarang prosedurnya memang seperti itu. Saya pasang muka melas, “tolong mbak... saya harus berangkat ke Filipina 2 minggu lagi!”. Petugas cantik itupun melimpahkan saya pada atasannya, saya pasang muka melas lagi pada atasannya. “Pak, tolong pak, saya mohoon!”. Beliau yang sedang terburu-buru menghadiri rapat menjawab “Kami hanya sebagai pelaksana mbak, prosedurnya ya memang seperti itu”. Pemda yang saya harap-harapkan akan berkontribusi besar, ternyata sebaliknya. Seakan saya hampir putus asa. Tinggal 1 tahap lagi pencairan, tapi Allah belum berkehendak. Ya sudah, saya pulang dengan tangan dan harapan kosong.

Kekecewaan saya terhadap Pemda pada saat itu membuat saya berpikir mustahil proposal saya akan cair di akhir tahun ini.Apalagi, saya sudah bisa berangkat ke Filipina dengan bantuan lain selain dari Pemda. Namun, Allah selalu bisa membuat saya tersenyum. Bagaimana rasanya? Jujur, setelah mengetahui kabar bahagia itu, saya tersenyum, tersipu,mata saya berkaca-kaca. Bagaimana perasaan anda saat kekasih anda memberi kejutan yang luar biasa kepada anda?Apakah cinta anda bertambah? Begitulah yang saya rasakan kepadaNya.

Di sisi lain, pasti anda bertanya-tanya “Buat apa uangnya?” Sepertinya, saya juga belum memikirkannya. Namun, hal yang terlintas di pikiran saya, “Saya harus memikirkan mereka yang pernah membantu saya sebelum ke Filipina, terutama orang tua saya.” Saat ini, proposal permohonan pencairan dana sedang saya buat. Semoga secepatnya bisa cair.

Pernahkah anda mengalami hal di luar nalar seperti ini? Sekali lagi, tangan Allah akan datang pada mereka yang mau berusaha. Maka, selalu percayalah pada sebuah perjuangan. Apapun usaha anda Inshaallah akan dibayar lunas olehNya. Begitu pula dengan perjuangan beasiswa saya. Kejutan-kejutan seperti itu yang membuat saya ketagihan untuk mencoba lagi walaupun sudah 5 kali gagal. Anda berapa kali? Atau bahkan belum pernah mencoba sama sekali? Cobalah, pasti anda akan merasakan betapa sayangnya Allah pada anda. Keep trying... :)

(Written on December 9, 2015, 14.25 p.m by Eka Pra Setiyawati)