Selamat Datang bagi Anda yang Percaya pada Perjuangan

Kamis, 10 Desember 2015

AIR MATA HARU PENGGANTI GAGALNYA BEASISWA



Sudah lebih dari 2 bulan, tak ada cerita apapun yang terposting di blog saya. “Males” mungkin salah satu alasannya, namun itu bukan alasan mutlak. Sayapun menghiraukan paksaan murid saya untuk kembali menulis cerita (Miss tau, kalian cuma mau baca novel gratis kan... :p). Mungkin mereka menganggap semua cerita yang ada di blog saya adalah khayalan belaka. Sehingga, kapanpun saya bisa merangkai alur ceritanya, membeberkan betapa kejam tokoh antagonisnya, menjelaskan bagaimana tokoh protagonissaat membantu saya, dan membuat pembaca terharu dengan ending yang bikin merinding. Anggapan itu salah.Padahal, cerita-cerita yang mereka baca itu dirangkai oleh Sang sutradara handal dan profesional, Dia yang menetapkan tokoh-tokohnya, Dia yang membuat klimaksnya, dan Dia yang menentukan endingnya menjadi luar biasa dan tak terduga. Saya hanya mengalaminya dan menuliskannya.

Setelah 2 bulan vakum dari dunia BLOGGER, saya berencana untuk membuat cerita surprisebagi mereka yang menanti pengumuman beasiswa saya di pertengahan November. Banyak dari teman-teman saya yang sengaja bertanya kapan pengumumannya, ada yang salah persepsi saat saya update PM tentang beasiswa, dan ada juga yang mengira saya sudah di Aussie. Saya sempat tak bisa menjawab pertanyaan mereka saat angka di bulan November sudah mulai habis. Namun, saya meyakini “peserta yang tidak lolos mungkin menerima email lebih dulu. Sedangkan jika sampai saat ini saya belum juga menerima email, semestinya saya lolos.” Anggapan itu seakan menjadi harga mati yang selalu lengket di otak saya. Hari-hari saya lalui dengan hal-hal positif dan khayalan panjang saat di Aussie nantinya. Pasalnya, beasiswa AAS (Australian Awards Scholarship) adalah harapan terakhir saya setelah ditolaknya aplikasi Fulbright dan NZAS sebelumnya.

November sudah berlalu. Seakan saya hafal sekali dengan pergantian tanggal akhir-akhir itu. Tiba saatnya 1 Desember, tanggal pembuka di penutup tahun 2015 yang saya nantikan keistimewaannya. Namun, hari yang akan saya sebut istimewa justru menjadi “Black Day”. Cerita surprise yang saya rencanakan untuk ditulis di blog ini SIRNA. Saya semakin enggan membuka blog untuk berbagi cerita kegagalan saya yang ke sekian kalinya. Pembaca blog saya pasti tak tertarik lagi dengan cerita yang selalu bikin “mewek”. Alhasil, saya hanya melampiaskan kesedihan itu melalui paragraf pendek di Facebook saya.

        Diary of A Scholarship Hunter
3 tahun sudah, dengan 5 kali aplikasi, saya berjibaku dengan sengitnya dunia Beasiswa. Sengit namun membuat saya sangat penasaran akan hal di dalamnya, Toefl, form aplikasi, karya tulis, calon supervisor, jurusan, universitas, dll.
Hari ini, December 1, 2015, Saya menerima pengumuman beasiswa terakhir dari 3 aplikasi beasiswa berbeda yang saya ajukan bersamaan tahun ini. Australia Awards Scholarship, beasiswa yang saya damba2kan di antara beasiswa yang lain. Silahkan googling, kenapa beasiswa tersebut menjadi idola.
Lalu, apa hasilnya? Saya optimis, aplikasi saya pasti masuk shortlisted dengan pertimbangan saya sudah meraih beberapa hal yng menurut saya cukup membanggakan sebelumnya.
Optimisme saya itu membuat saya membayangkan hal2 positif. Saya mulai memikirkan 'test Ielts' dan 'interview'. Hari2 sebelumnya, saya mulai berlatih Listening Ielts. Saya sedikit puas. Di drill pertama, saya meraih 23 jawaban benar dari 40 soal. Namun itu belum seberapa jika ingin mendapatkan skor 5,5. Pagi hari tadi sebelum berangkat sekolah, tiba2 saya ingin membuka map merah berisi print out aplikasi AAS saya. Saya hanya ingin memastikan, alamat mailing yang sudah saya masukkan benar, agar undangan test Ielts dan Interview untuk saya segera saya terima. Siang tadi, saya baru saja selesai mengunduh video trik Ielts di Youtube dengan wifi gratis di sekolah tempat saya mengajar. Saya sangat bersemangat mempelajarinya sepulang sekolah. Belum sempat saya membuka hasil unduhan tadi, tiba2 handphone saya berbunyi. Email dari Australia Awards Sholarship. Apa isinya?
Izinkan saya meneteskan air mata, walaupun hati saya tetap kuat. Tak ada prasangka buruk sama sekali terhadapNya. Semua ini sudah diatur olehNya. Lalu, akankah saya menyerah setelah kegagalan kelima ini? Jawabannya 'Tidak!'
Saya ingin dan harus berjuang lagi. Menyelamatkan mimpi yang belum kunjung tergapai. Mungkin saja usaha saya belum cukup genap jika harus ditukarkan dengan mimpi besar saya "Studying overseas country". :) :) :)

Penantian saya, orangtua, dan teman-teman sudah terjawab. Mereka mencoba menenangkan saya dengan berkomentar di status saya, mengirim chat di bbm, dan menyampaikannya secara langsung. Sebelumnya sayapun sudah siapkan mental jika tidak lolos, namun saya tak bisa menyembunyikan air mata. Kesedihan itu saya luapkan dalam do’a sehabis sholat dhuhur:

“Allah, apa permintaanku ini terlalu mustahil untukku? Apa permintaanku ini tak sesuai dengan kemampuanku?Apa aku tak boleh merasakan pendidikan yang lebih tinggi seperti teman-temanku? Atau kurang keraskah usahaku? Kau maha melihat seperti apa perjuanganku. Ini semua tak mungkin terjadi jika bukan kehendakMu.Maafkan aku, tak ada sedikitpun niat menyesali ketentuanMu. Yakinku tak akan hilang padaMu. Allah, bolehkah aku jujur? Aku sudah lelah... Bolehkah aku berhenti berjuang? Tapi bagaimana dengan impianku? Apakah Kau masih ingin melihatku memperjuangkannya lagi? Kejutan apalagi yang akan Kau berikan untukku setelah ini?”

Tak terasa sajadah yang saya sujudi itu basah. Namun, saya tak mau berlarut-larut dalam kepedihan. Esok harinya, saya mencari kembali informasi beasiswa di internet. Saya mulai mempelajari dan memahami karakteristiknya. Saya unduh semua informasi terkait dengannya. Lalu saya ganti kertas-kertas latihan IELTS di meja belajar saya dengan soal-soal latihan TOEFL ITP. Saya berlatih kembali untuk meraih nilai yang lebih tinggi dari test sebelumnya.Saya memaksakan diri untuk tetap semangat, namun air mata sayapun terpaksa jatuh juga saat mengingatnya kembali. Hari-hari saya cukup kelabu.

Namun, seperti nasehat teman-teman saya sebelumnya “Allah pasti siapkan kado terindah buat kamu Eka, sabar ya!” Mashaallah, hal itu benar adanya, Allah tak berlama-lama mengusap air mata saya dengan kejutanNya yang tak pernah saya sangka. 7 hari setelah menerima pengumuman beasiswa, tiba-tiba Ibu saya menerima telpon dari seseorang. Ibu saya histeris dan mengadukannya pada saya. Sayapun bertanya-tanya, benarkah? Lalu, saya memastikan kabar itu kepada seseorang yang pernah saya minta Contact Personnya. Begini isi pesannya :

 

Bagaimana bisa? 15 jutaa? Yang beneer? Darimana uang segitu banyak? Mungkin itu yang ada di benak anda. Coba kita flashback ke tulisan yang pernah saya posting 3 bulan yang lalu. Masih ingatkah anda dengan cerita “JALAN PANJANG MENUJU CLARK, FILIPINA PART I & II”...??? Mungkin saya perlu mengutipnya kembali di sini.

Sigap dan optimis, saya percepat langkah ke bagian keuangan yang tidak jauh dari DP2KD. “Mbak, saya mau ngecek proposal saya dari sekolah blah blah blah dan masuk tanggal blah blah blah, apakah SK nya sudah keluar?”. Petugas yang sedang santai dengan santainya juga membuka laptopnya dan mencari data-data proposal yang ada. Sambil menunggu beliau, dengan tegangnya saya berdoa dalam hati “Ya Allah pliis, pliis, pliis!!”. Lalu, terdengar jawaban “Proposalnya masuk ke perubahan lo mbak, SK nya belum keluar, kalo bisa cair ya mungkin Oktober”. Saya lemaas... jadi gak bisa cair secepatnya ya mbak?, Beliau menjawab, sekarang prosedurnya memang seperti itu. Saya pasang muka melas, “tolong mbak... saya harus berangkat ke Filipina 2 minggu lagi!”. Petugas cantik itupun melimpahkan saya pada atasannya, saya pasang muka melas lagi pada atasannya. “Pak, tolong pak, saya mohoon!”. Beliau yang sedang terburu-buru menghadiri rapat menjawab “Kami hanya sebagai pelaksana mbak, prosedurnya ya memang seperti itu”. Pemda yang saya harap-harapkan akan berkontribusi besar, ternyata sebaliknya. Seakan saya hampir putus asa. Tinggal 1 tahap lagi pencairan, tapi Allah belum berkehendak. Ya sudah, saya pulang dengan tangan dan harapan kosong.

Kekecewaan saya terhadap Pemda pada saat itu membuat saya berpikir mustahil proposal saya akan cair di akhir tahun ini.Apalagi, saya sudah bisa berangkat ke Filipina dengan bantuan lain selain dari Pemda. Namun, Allah selalu bisa membuat saya tersenyum. Bagaimana rasanya? Jujur, setelah mengetahui kabar bahagia itu, saya tersenyum, tersipu,mata saya berkaca-kaca. Bagaimana perasaan anda saat kekasih anda memberi kejutan yang luar biasa kepada anda?Apakah cinta anda bertambah? Begitulah yang saya rasakan kepadaNya.

Di sisi lain, pasti anda bertanya-tanya “Buat apa uangnya?” Sepertinya, saya juga belum memikirkannya. Namun, hal yang terlintas di pikiran saya, “Saya harus memikirkan mereka yang pernah membantu saya sebelum ke Filipina, terutama orang tua saya.” Saat ini, proposal permohonan pencairan dana sedang saya buat. Semoga secepatnya bisa cair.

Pernahkah anda mengalami hal di luar nalar seperti ini? Sekali lagi, tangan Allah akan datang pada mereka yang mau berusaha. Maka, selalu percayalah pada sebuah perjuangan. Apapun usaha anda Inshaallah akan dibayar lunas olehNya. Begitu pula dengan perjuangan beasiswa saya. Kejutan-kejutan seperti itu yang membuat saya ketagihan untuk mencoba lagi walaupun sudah 5 kali gagal. Anda berapa kali? Atau bahkan belum pernah mencoba sama sekali? Cobalah, pasti anda akan merasakan betapa sayangnya Allah pada anda. Keep trying... :)

(Written on December 9, 2015, 14.25 p.m by Eka Pra Setiyawati)