Selamat Datang bagi Anda yang Percaya pada Perjuangan

Rabu, 21 Juni 2017

ALL ABOUT HUMAIRA DAN BEASISWA UNGGULAN



Rasanya sangat bersalah sekali jika saya tidak menulis artikel ini dan membagikannya pada pejuang-pejuang beasiswa yang pernah senasib dengan saya atau pembaca blog saya yang dari dulu bosan dengan kegagalan saya.
Sebenarnya tangan saya sudah terasa kaku untuk menulis setelah berbulan-bulan tidak mempunyai nafsu untuk berkata-kata tentang PERJUANGAN di blog ini, sejak saya memutuskan menikah dan berhenti mengejar sesuatu yang pernah menggelapkan mata saya, yaitu BEASISWA.

Namun, sekarang beda ceritanya.

Tak usah ditanya lagi, sudah berapa kali saya gagal mendapatkan beasiswa? Dan sudah berapa kali saya mengikuti test TOEFL ITP untuk bisa mencapai nilai di atas 500? Semuanya sudah tertulis lengkap di blog saya.

Saya kira semuanya itu akan sia-sia dan percuma. Semenjak menikah, semua persyaratan beasiswa yang pernah saya ikuti itu saya masukkan ke map, saya tutup rapat-rapat, dan tak ingin menyentuhnya lagi.  

Walaupun begitu, saya tetap memutuskan melanjutkan pendidikan saya ke jenjang S2 meskipun tanpa beasiswa. Saya sedikit melupakan perihnya mengejar beasiswa dan mulai menikmati pernikahan saya yang masih sangat muda. Bertambah lupa lagi setelah saya merasakan ada sesuatu di perut saya, janin. 

Mengurus suami, berangkat dan pulang kuliah, mengerjakan tugas, dan menyelesaikan pekerjaan rumah. Hidup saya begitu-begitu saja tanpa pernah kepo dengan dunia beasiswa lagi. Apalagi hormon ibu hamil muda mulai menyerang saya saat itu. Mual, ngantuk, dan malas.

Motivasi saya tiba-tiba berubah setelah melewati satu semester perkuliahan. Kala itu, salah seorang teman mengirim brosur Beasiswa Unggulan di grup Whatsapp kami. Seperti masih trauma, saya hanya melihat persyaratannya saja lalu menutupnya kembali. Namun, melihat suami yang harus menanggung biaya kuliah saya, membuat saya terpaksa membuka kembali map beasiswa yang telah tertutup rapat di lemari saya.  
Dengan perut yang mulai membesar, saya mondar-mandir ruang Kaprodi untuk mengurus segala macam persyaratan administrasi yang tertulis di brosur Beasiswa Unggulan. Beasiswa yang mengcover biaya semester, biaya hidup, dan biaya buku itu menawarkan 3 macam jalur beasiswa. Beasiswa Masyarakat Berprestasi, Beasiswa Pegawai Kemendikbud, dan Beasiswa Mahasiswa Asing.   

Dan yang paling memungkinkan bagi saya adalah Beasiswa Masyarakat Berprestasi On-going. Kenapa On-going? Karna saya sudah menjalani perkuliahan satu semester di Kampus saya. Apakah harus berprestasi untuk mendaftar Beasiswa Unggulan Masyarakat Berprestasi? Iya, tapi tidak harus juara Olimpiade nasional atau Internasional. Seperti apa yang sudah saya lampirkan di seleksi administrasi kemarin, saya hanya upload sertifikat beberapa konferensi yang pernah saya ikuti, sertifikat penghargaan sebagai panitia seminar atau workshop, dan sertifikat pengalaman mengajar. Gak harus WOW kan?

Lalu, Bolehkah mahasiswa baru yang belum mulai belajar mendaftar Beasiswa Unggulan? Boleh, sangat boleh. Asalkan melampirkan LoA (Letter of Acceptance) atau Surat Penerimaan Mahasiswa Baru yang dikeluarkan oleh Universitas terkait. Bagi mahasiswa On-going seperti saya, LoA dapat digantikan dengan Surat Keterangan Kuliah yang menyatakan bahwa pelamar adalah benar mahasiswa di Universitas tersebut. Dimana bisa mendapatkan surat tersebut? Biasanya di bagian Tata Usaha masing-masing jurusan.
Tentunya, persyaratannya tidak hanya itu dan tidak sesimple itu. The more you get, the harder you fight. Jadi, anda harus fighting dengan syarat-syarat berikut :
  1. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
  2. Kartu Tanda Mahasiswa (khusus On-Going
  3. LoA Unconditional (Untuk On-Going ganti dengan surat tanda aktif kuliah)
  4. Kartu Hasil Studi (KHS) terakhir (Khusus On-Going
  5. ljazah dan transkrip nilai terakhir
  6. Sertifikat TOEFL/IELTS (TOEFL/IELTS untuk S1 tidak diwajibkan)
  7. Proposal rencana studi (rencana perkuliahan dan sks per-semester yang akan ditempuh hingga selesai studi, topik apa yang akan ditulis dalam skripsi/tesis/disertasi, deskripsikan aktivitas di luar perkuliahan yang akan dilakukan selama studi dan bagaimana implementasi hasil studi di masyarakat)
  8. Surat rekomendasi dari civitas akademik atau institusi terkait
  9. Surat pernyataan tidak sedang menerima beasiswa sejenis dari sumber lain
  10. Sertifikat prestasi Nasional atau lnternasional
  11. Esai menggunakan Bahasa Indonesia dengan judul: "Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia" ditulis sebanyak 3-5 halaman pada kertas A4 dengan format huruf Times New Roman ukuran huruf 12 dengan spasi 1.5 line
Coba dibaca dulu satu-satu gan, terus pantengin kira-kira mana yang masih asing atau gak ada di persyaratan beasiswa lain. Pasti yang saya merahin kan? Dont be worried! Everything needs trick. Para pemburu beasiswa pasti sudah membaca banyak referensi tentang bagaimana trik menaklukkannya. If dunno, just PM to me...! :D

Well, proses administrasi sudah terlewati dan tinggal menunggu pengumuman selanjutnya untuk mengikuti tes wawancara. Saya sih easy going saja waktu itu. Lolos ya alhamdulillah, gak lolos ya syudah. Toh saya sudah biasa gagal. Iya tho?

Eeh, tiba-tiba ada notifikasi di akun BU saya, “Dinyatakan lulus seleksi administrasi”. Saya masih biasa saja, belum terlalu senang. Karna masih ada tahap wawancara yang gak tau saya bakalan lolos lagi atau tidak. Bukan pesimis, tapi lebih ke nyiapin mental kalo-kalo gagal lagi. eehh.. :D

Walaupun biasa saja, saya sedikit gupek. Karna tes wawancara diadakan 2 hari setelah pengumuman seleksi administrasi. Mendadak sekali kan? Padahal normalnya, beasiswa lain memberi waktu sekitar seminggu untuk menyiapkan diri ke tahap wawancara. Sedangkan, saya harus wawancara di Jakarta. Belum nyiapin ini itu kan? Dan saya sedang hamil besar loh. Sungguhh tega...

Dengan ditemani suami tercinta, saya cuus terbang ke Jakarta. Sempet dilarang  sama petugas kesehatan di bandara, karna kehamilan saya sudah 32 minggu dan tensi saya tinggi saat itu. Tapi saya pastikan kalo saya baik-baik saja. “Oke, ini terbang yang terakhir ya mba..” begitu kata bapak-bapak di ruang medical

Saya betul-betul tidak menyiapkan kata-kata untuk menjawab pertanyaan pada saat wawancara. Hanya saja, saya ingat betul apa yang saya tulis di essay yang saya buat. Dan it works well. Apa yang saya ceritakan di essay saya, ya itulah yang ditanyakan oleh interviewer saat itu. Intinya, Who are you? What are you doing? Dan Why are you here? Ceritakan siapa diri anda, apa kontribusi dan prestasi anda selama ini, dan kenapa anda layak mendapatkan Beasiswa Unggulan. Just simple questions, but hati-hati gerak-gerik anda sangat diperhatikan karna rata-rata pewawancaranya adalah dosen Psikologi. Anda bohong, kelar hidup anda! :D

Proses wawancaranya sebentar, hanya sekitar 15 menit. Tapi ngantrinya itu loh gan, bisa sampek seharian. Sayapun langsung pulang setelah wawancara selesai. Dan menunggu hasilnya sekitar hampir satu bulan. Saya cukup was-was. Bukan dengan hasil wawancaranya, tapi jika saya lolos tahap wawancara, artinya saya harus tanda tangan kontrak ke Jakarta dan tidak boleh diwakilkan. Lalu bagaimana jika jadwal wawancaranya bersamaan dengan saya melahirkan?

Dan benar saja, setelah pengumuman keluar, saya lolos dan harus tanda tangan kontrak sebagai akad pencairan dana beasiswa. Tanda tangan kontrak yang dijadwalkan tanggal 24 Mei 2017 itu bertepatan dengan kehamilan saya ke 36 minggu. Sedangkan, HPL dari dokterpun jatuh pada 2 Juni 2017. Impossible kan? Naik pesawat udah gak mungkin lagi, naik bis apalagi.

Saya langsung konsultasi via telepon ke pihak BU sehari setelah menerima email notifikasi kelulusan. Hanya 2 jawaban dari pihak BU yang saya prediksi, diwakilkan suami atau beasiswanya hangus. Saya sedikit deg-degan. Bismillah, saya mulai mengetik nomor kantor Beasiswa Unggulan. Dan seorang pria baik hati menjawab dan memberikan solusi yang sangat fair bagi saya. Pihak BU akan segera mengirimkan kontrak beasiswa via email. Dan saya cukup cetak, tanda tangan, lalu mengembalikannya via pos. Setelah beberapa minggu tiba-tiba ada petugas yang mengkonfirmasi bahwa ada kesalahan pada berkas yang saya kirim. Dan saya tidak menyadarinya. Beliaupun meminta saya untuk mengirim ulang berkasnya via pos. Anggapan saya bahwa Beasiswa Unggulan itu ribet dan kaku, ternyata salah. 

Dan siapa yang menyangka, pada 19 Mei 2017 tepat 4 hari sebelum jadwal tanda tangan kontrak, saya melahirkan seorang putri cantik bernama Humaira Ainun Mardhiah. Sungguh, Allah sebaik-baik pengatur urusan dan rizky hambaNya.

6 komentar:

  1. Mbak mau tanya dong, jadwal tanda tangan kontrak setelah pengumuman tahap 2 dan dinyatakan lulus, kira2 berapa hari yaa ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf mba, akhir akhir ini jarang buka blog. Jadi baru baca skrng. Sepertinya sudah terjawab ya...

      Hapus
  2. Assalamualaikum kak, salam kenal saya anis masliani dari Universitas Pasundan Bandung, kak saya sudah baca blog kaka tentang BU, izin bertanyakan kak, kak agak bingung mengenai propososal dan esainya. apakah saya boleh meminta contoh proposal yang kaka ajukan? Terima kasih banyak ka sebelumnya dan maaf mengganggu kak, jazakillah khairan katsiran, semoga Allah membalas kebaikan kaka :) 

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam. Silahkan hub via email ya mb ke Eprasetiyawati@gmail.com

      Hapus
  3. Kalau S1 sudah menikah juga boleh daftar nda ya mba?

    BalasHapus