Selamat Datang bagi Anda yang Percaya pada Perjuangan

Rabu, 08 Oktober 2014

Short Story by My Besties "Fatkhur Rahman"


Menghayal



Namanya juga menghayal, jadi bebaskan?. Sebebas layangan putus. Mau jatuh dimanapun tak boleh ada yang menyalahkan. Namanya juga musibah, musibah layangan putus. Kalau berani salahkan Tuhan. Tapi kusarankan jangan. Tak baik.
Kira-kira begini. Namaku Ahmad, Ahmad bin Habibi. Siti Solemanah binti Mukarim adalah istriku. Anakku baru satu berumur empat tahun bernama Subakti Kepada Papa Mama Tercinta Forever. Hah, ku kira panitia UAN akan kelabakan mempersiapkan kolom nama untuk anakku nanti. Subakti adalah pemberian nama dari ayahnya. Kepada Mama Papa Tercinta adalah dari istriku yang lantaran terlalau sering nonton senetron. Forever sendiri pemberian dari kakeknya. Entah apa yang sedang dipikirkan ayahku, kenapa forever bisa nyangkut disitu. Perlu kamus bahasa Inggris 1 Miliyar untuk mencarinya. Tak boleh kurang tak boleh lebih, one million. Profesiku sebagai guru honorer tapi mukanya macam guru honorer 20 tahun tak pernah dipedulikan pemerintah, pucat. Mengajar di Madrasah yang riwatnya hampir khatam, tamat. Istriku sebagai ibu rumah tangga yang taat pada Agama. Islam puritan yang tak banyak tingkah, solehah. Jika pun melanggar aturan Agama, itupun hanya mematuhi progam KB yang dianjurkan pemerintah. Kami keluarga yang keluar rumah kalau bekerja, silaturahmi, ke masjid dan urusan-urusan sepele saja. Harta pun tak usah banyak-banyak. Rumah 8 x 6 m dan satu unit kendaran bermotor. Namun kami hidup bahagia dalam keserdehanaan ditengah mewahnya zaman. Karena motto hidup kami sudah tak bisa diganti:
Tuhan Engkaulah yang menciptakan zaman
Ini kami, aku, istriku dan anakku tersayang
Usahlah Kau turunkan ujian kemewahan
Kami sudah bahagia tak terbilang

Atau begini saja. Namaku Mutadam. Tampan, gagah, berwibawa dan kejam adalah karakteristik yang melekat padaku. Istriku bernama Sagita Gotik. Cantik dan menawan. Dilihat dari sisi manapun dia tetap cantik dan maaf maaf kata, bahenol nan semlohai. Jalannya serupa biduanita orgen tunggal sedang melenggak-lenggok aduhai macam belut disawah. Kerjaan istriku arisan sembari memamerkan berlian. Anakku ku beri nama Jagat. Nama itu adalah pemberianku sebagai harapan agar kelak nanti dia menguasai jagat. Profesiku adalah sebagai rentenir, istriku pun mendukung. Jika aku berani pasang bunga 20 persen, dia minta seluruh giginya diganti emas. Walau kami disebut lintah darat, tak pernah kami pedulikan. Karena moto hidup kami sudah lama terpatri seperti ini:
The world is number one
Akhirat nomor sembilan
Harta kami pegang erat-erat tak terlepaskan
Agar tetap dipeluk kemewahan zaman

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar